Kamis, 06 Januari 2011

Teknologi TV 3D Hidupkan Tontonan


Teknologi 3D akan merasuki rumah-rumah di seluruh dunia. Dimulai dengan sajian tontonan film layar lebar, lalu pentas Piala Dunia tahun ini.
Hampir semua orang di muka bumi ini merasakan serunya perhelatan Piala Dunia. Tahun ini, pentas sepak bola dunia itu akan makin menarik ditonton karena FIFA bersama mitranya Sony akan menyajikan 25 pertandingan Piala Dunia dalam teknologi 3D immersive yang dipopulerkan film blockbuster Avatar di bioskop dan diharapkan menyebar ke ruang keluarga di seluruh dunia.
Pemirsa dengan perangkat televisi 3D yang tinggal di suatu negara, didukung pemilik hak siar Piala Dunia yang berkemampuan 3D, dapat menonton siaran langsung dalam 3 dimensi di rumah. Sejumlah perusahaan sudah memiliki hak siar dalam 3D diantaranya Disney ESPN di Amerika Serikat, Sogecable Prisa di Spanyol dan SBS Korea.
FIFA sendiri memprediksi, setidaknya beberapa ratus ribu orang akan menonton untuk setiap pertandingan dimana kebanyakan dari mereka lebih suka menonton di bioskop. Sedangkan Sony berharap turnamen ini akan membangkitkan selera pemirsa akan 3D, sebuah industri yang masih “hijau” dengan beberapa teknologi bersaing dan sangat sedikit pesawat televisi 3D di rumah.
Sebenarnya seperti apa teknologi 3D itu dan sejauh mana perkembangannya? Mungkin itu pertanyaan yang muncul dalam benak Anda. Pada dasarnya, teknologi 3D ‘mengakali’ otak sehingga saat menonton di layar 3D dengan kacamata 3 dimensinya, gambar tampak lebih hidup. Misalnya, saat muncul adegan gerakan, benda yang bergerak itu seakan melesat keluar dari layar, lebih seru dari menonton di bioskop berlayar biasa.
‘Mengakali’ maksudnya di sini adalah, sebuah film atau sebuah pertunjukan yang diproduksi oleh 2 kamera atau lebih, akan dibagi ke dalam gambar untuk mata kanan dan mata kiri. Penonton harus memakai kacamata khusus 3D (dengan kaca biru dan merah), yang akan membuat otak menyatukan gambar yang diambil oleh mata kanan dan mata kiri. Dari sana akan menciptakan ilusi kedalaman 3 dimensi.
Selain Sony, produsen elektronik dunia lainnya seperti Samsung Electronics dan Panasonic Corp. sudah gencar memperkenalkan produk TV 3D yang revolusioner ini. Sedangkan jaringan televisi di Amerika Serikat (AS), studio-studio di Hollywood mulai kompak menyiapkan hiburan serba 3 dimensi.
Sony sudah menggelar soft launching TV Bravia 3D di Tokyo, Jepang awal Maret lalu. Rencananya, Sony akan memasarkan produk ini secara global mulai Juni 2010. Harga TV 3D dengan layar 46 inci-nya mencapai 3.875 dollar AS. Jika tak ada aral melintang, Sony akan memamerkan kecanggihan TV ini pada ajang Piala Dunia, 11 Juni-11 Juli mendatang.
Perusahaan LCD TV terkenal di AS, Vizio, juga meluncurkan TV 3D berukuran 47 inchi pada Consumer Electronic Show di Las Vegas, Amerika Serikat, yang berlangsung beberapa waktu lalu. Harga yang ditawarkan cukup fantastis sekitar 1.999 dolar AS.
Seperti dilansir AP, Samsung, awal Maret lalu juga telah mengeluarkan produk TV 3D high definition (HD) di Korea. Samsung merilis dua tipe televisi 3D. Produk pertama adalah TV LCD berlayar 46 inci sudah termasuk dua buah kacamata 3D dan 3D Blu-ray player berikut Blu-ray disc film Monster vs Aliens dalam format 3D. Paket ini dibanderol seharga 3000 dolar AS (sekitar Rp 28 juta). Produk kedua televisi plasma yang mendukung format 3D seharga 2000 dolar AS. Tak tanggung-tanggung, Samsung memasang target bisa menjual 2 juta unit 3D TV tahun ini.
Tidak mau ketinggalan, Panasonic, produsen elektronik yang bermarkas di Osaka, Jepang, juga memastikan mulai menjual televisi 3D pertamanya, tahun ini di pasar Amerika Serikat. Panasonic menggandeng jaringan ritel Best Buy untuk memasarkan produknya. Manajemen Panasonic berharap, penjualan TV ini mencapai 1 juta unit di 2010.
Mengutip keterangan Jeffrey Katzenberg, CEO Dreamworks Animation, seperti dilansir USA Today, bahwa tahun 2010 akan menjadi tahunnya televisi 3 dimensi untuk hadir di rumah-rumah. “Teknologi televisi 3 dimensi sudah siap, hal ini memacu Dreamworks membuat versi 3 dimensi untuk seluruh filmnya di masa mendatang,” katanya.
Saluran televisi Discovery, bekerja sama dengan Sony dan Imax mengumumkan akan menciptakan saluran TV berbayar yang khusus menyajikan tayangan-tayangan 3D tanpa henti. TV yang rencananya diluncurkan pada akhir 2010 ini menekankan program acara sains dan alam, di samping film-film hiburan.
Penyerapan televisi 3D di pasaran seiring berkembangnya industri film berformat 3D. Avatar terbukti sukses menghadirkan tontonan 3D di bioskop. Alice in Wonderland kini juga tengah berjuang dengan format 3D. Jika film versi biasa sukses di pasar, biasanya pembuat film akan membuat versi 3D-nya.
Selain itu, siaran televisi 3D diperkirakan juga bakal menjamur tahun ini. ESPN berencana menyiarkan kanal 3D mulai 11 Juni dengan menayangkan siaran langsung Piala Dunia. Diawali dengan program Piala Dunia dan Summer X Games, sampai kompetisi basket sekelas NBA dan liga sepak bola NFL. Total ESPN akan menayangkan 85 siaran langsung dalam bentuk 3D.
Pemilik jaringan televisi HDNet, Mark Cuban, menjanjikan tayangan-tayangan pada jam-jam utama akan dikemas dalam bentuk 3D. Untuk sementara, layanan ini hanya akan dinikmati pelanggan TV berbayar.
Lembaga riset iSuppli memprediksi, kendati mahal, konsumen akan tetap membeli TV 3D. iSuppli meyakini volume penjualan TV3D global di 2010 akan mencapai kisaran 4,2 juta unit dengan nilai pendapatan 7,37 miliar dollar AS. Sedangkan perusahaan riset Display Search memperkirakan konsumen akan membelanjakan sekitar 17 miliar dolar AS untuk TV 3D sampai tahun 2018.
Sedangkan analis industri dari Futuresources Consulting meramalkan 45 persen rumah tangga AS akan memiliki produk TV 3D pada 2014. Untuk tahun ini, diperkirakan sekitar 2,2 juta set TV 3D dapat diserap pasar.
Tak hanya televisi, layanan gambar 3D juga disiapkan produser komputer seperti ACER dan ASUS yang memang telah memiliki komputer dengan layar 3D. Langkah ini juga akan diikuti oleh perusahaan pembuat video game.
Di Tanah Air sendiri, perkembangan TV 3D baru sebatas pameran. PT Sony Indonesia sudah memamerkan salah satu model televisi 3D yang akan dipasarkan di Indonesia. Sedangkan penonton bioskop sudah bisa mencicipi teknologi 3D di Blitzmegaplex Jakarta. Saat ini baru dua lokasi Blitzmegaplex yang bisa kita nikmati teknologi 3D-nya yaitu di Grand Indonesia dan Mall of Indonesia.
Sejauh ini, transisi mengadopsi teknologi 3D di rumah terbukti lebih rumit, yaitu tantangan untuk meyakinkan pemirsa agar tontonan bisa sama menyenangkan seperti di dalam bioskop. Harga juga akan menjadi masalah bagi konsumen yang mungkin baru saja meng-upgrade televisi mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger